Senin, 29 Juni 2020

Sikap Nafs Terhadap Kenikmatan Duniawi

Cuplikan Dari Buku Bagus Edisi Pertama

kitab tentang hawa nafsu
Temukan Cuplikan Dari Buku Bagus lainnya di Halaman Dari Buku Bagus.
Salam Sukses pembaca TemanPena, sebagai bagian dari Menu Dari Buku Bagus kali ini, kami coba memposting sebuah tulisan hasil karya dari penulis tersebut yang berjudul Sikap Nafs Terhadap Kenikmatan Duniawi. Kami merekomendasikan kepada Anda semua, dan buku ini menjadi satu diantara Buku Bagus menurut kami. Adapun Data Buku yang kami maksudkan adalah :

Judul Buku : Misteri Hawa Nafsu Rahasia Ilmu Kaum Muqorrobin
Buku ini merupakan terjemahan dari Idhahu Asrori 'Ulumil Muqorrobin karya Sayid Muhammad bin 'Abdullah Al-'Aidarus. Diterjemahkan oleh Ustadz Novel Muhammad Al-'Aidarus. Diterbitkan oleh Penerbit Putera Riyadi yang beralamat di Jl. Mertodranan (Kali Widas) 130B, RT. 02 RW. 04 Pasar Kliwon, Solo 57118 Telepon (0271) 633841 - email : putera_riyadi@telkom.net.

Dibawah ini adalah cuplikan dari buku tersebut di halaman 80, yang kami cuplik disini. Silakan Disimak, semoga bermanfaat.

Baca juga Biografi Singkat Habib Muhammad bin Abdullah Al-'Aidarus

Berbagai kenikmatan dan kelezatan duniawi ini hanya akan menguasai jiwa yang lemah. Jiwa yang kuat akan berpaling darinya. Sebab, orang orang yang berakal kuat menyadari bahwa berbagai kenikmatan duniawi ini hanya akan diperoleh dengan mengorbankan agama, kehormatan dan harta. Mereka tahu bahwa keuntungan yang diperoleh tidak sepadan dengan pengorbanannya. Mereka menjauhi kenikmatan duniawi sehingga menjadi seorang yang merdeka (tidak diperbudak nafsu), selamat dari perbudakan syahwat dan bebas dari berbagai beban yang harus dipikul dalam berusaha memenuhi keinginan syahwat yang hina. 
Ketahuilah, orang-orang yang memiliki jiwa yang kuat tidak memiliki keinginan untuk memperoleh berbagai kenikmatan dunia yang melalaikan dan membangkitkan nafsu ini, meskipun mereka mampu mendapatkannya dan kenikmatan itu bersifat mubah. Sebab kenikmatan itu akan membangkitkan nafs hingga membuatnya seperti orang gila dan kebingungan. Orang yang berakal selalu berusaha membersihkan jiwanya dari keinginan seperti ini; keinginan kaum wanita dan anak-anak. 
Orang yang berjiwa kuat mampu memperbudak syahwat mereka. sedangkan orang yang berjiwa lemah justru diperbudak syahwatnya. Seorang penyair berkata :
Tidak mampu menolak keinginan nafs yang taat pada hawa selain dia yang memiliki akal luas dan sempurna.'Ali kwh berkata, "Orang yang berakal menjadi musuh kenikmatannya, sedang orang bodoh menjadi hamba syahwatnya".
Sungguh kasihan orang-orang yang kikir, mereka menumpuk numpuk harta dan tidak mendermakannya. Mereka diperbudak nafs sehingga tidak mampu meninggalkan kenikmatan dunia yang paling rendah. Meskipun telah lanjut usia, berpengalaman dan memiliki kemegahan, tetapi sikapnya seperti anak kecil yang tidak memiliki akal sehat untuk mencegah dirinya dari perbuatan buruk. Sebab, jiwa mereka lemah. 
Sikap jiwa dalam menghadapi kebenaran dan kebathilan berbeda-beda. Orang yang berjiwa kuat menyukai dan menikmati kebenaran bahkan hatinya terluka saat melihat kebathilan. Ia menentang kebathilan dan tidak dapat dipaksa untuk berbuat batil. Sebab, kebatilan bertentangan dengan jiwanya. Sedangkan orang yang berjiwa lemah menyukai kebatilan dan hal-hal yang tidak bermanfaat. Mereka tidak memiliki semangat untuk mencari sesuatu yang bermanfaat. 
Orang yang berjiwa lemah ini kadang melakukan perbuatan yang tercela tersebut tanpa sengaja dan kemudian menyesalinya. Dusta misalnya, seseorang kadang berdusta karena kebiasaan. Orang-orang yang berjiwa seperti ini merasakan kenikmatan ketika mewujudkan apa yang terdapat dalam jiwanya, entah itu baik atau buruk. Watak mendorong mereka untuk melakukannya dan mereka pun tidak dapat menolaknya. Sebab, watak dapat memaksa seseorang seperti hakim. Ketika watak ingin mewujudkan suatu perbuatan, ia akan membius manusia dan mencabut kemampuan berfikirnya, sehingga ia dapat mencapai keinginannya. Manusia baru akan sadar setelah terjerumus ke dalam perbuatan itu. 
Seorang penyair berkata :
Seorang wanita berkata,"Telah kunyatakan cintaku padamu,tetapi rahasiakanlah cintamuBukankah engkau menyukai rahasiaTidakkah engkau melihat siapa yang berada di sekitarku?"Aku pun menjawab,"Cintaku padamu membutakan pandanganku." 
Semua ini terjadi karena hati yang gelap dan mati serta lemahnya jiwa.
Pengalaman membuktikan bahwa orang-orang yang berhati keras itulah orang-orang yang berjiwa lemah. Mereka dikuasai dan dibelenggu oleh nafs serta berbagai keinginan yang hina. Orang-orang yang kuat adalah mereka yang berhati lembut dan halus serta memandang kecil dunia dan berpaling darinya. 
Semakin kuat perasaan seseorang, semakin membahayakan akalnya. Dan kenyataannya, semakin sempurna akal seseorang, semakin lemah perasaannya. Sehingga terciptalah keseimbangan dan manusia dapat saling berhubungan. Sebab, di alam ini hampir tidak ada sesuatu yang sempurna.
Demikian Dari Buku Bagus Edisi pertama ini telah kami sampaikan, semoga bisa bermanfaat. Temukan dengan mudah untuk cuplikan dari buku-buku bagus lainnya yang coba kami hadirkan semua kami sajikan di Halaman Dari Buku Bagus.
          Mau Baca Dari Buku Bagus Edisi 2 Silakan Klik Disini